Senin, 15 Februari 2016

REFLEKSI PERTEMUAN PERTAMA

Tulisan ini merupakan refleksi dari perkuliahan filsafat ilmu dengan Prof. Marsigit pada tanggal 9 Februari 2016. Perkuliahan yang dimulai pada pukul 09.20 WIB di ruang 305A Gedung Pasca Lama. Pada pertemuan pertama, Pak Marsigit memberikan sebuah timeline mengenai kajian tela’ah filsafat dari zaman dahulu hingga zaman sekarang atau yang disebut post post modern. Telaah filsafat itu mengalir. Dalam filsafat, kita tentunya tidak asing lagi dengan pernyataan yang ada dan yang mungkin ada. Sesuatu yang ada dan yang mungkin ada bersifat subjektif. Ada bagi diri seseorang belum tentu ada pada diri orang yang lain. Ada bagi seseorang bisa menjadi yang mungkin ada pada orang yang lain. Ada bagi seseorang juga bisa menjadi ada bagi orang lain. Misalkan: Tanggal lahir A adalah sesuatu yang ada bagi A, tetapi menjadi sesuatu yang mungkin ada bagi B. Jika A memberitahu tanggal lahirnya pada B, maka hal tersebut menjadi ada ada bagi B.  ada dan yang mungkin ada meliputi segala aspek.  Sebenar-benarnya orang yang belajar adalah mengadakan yang mungkin ada.
Filsafat itu didasarkan pada pemikiran para filsuf. Filsafat mengenai yang ada dan yang mungkin ada mempunyai dua sifat utama yaitu tetap dan berubah. Berikut adalah penjabaran dua sifat tersebut beserta filsuf yang mempelori pemikiran filsafat.  
1.      Sifat tetap berada di dalam pikiran sehingga melahirkan filsafat realis. Tokoh dari filsafat Realis adalah Plato. Objek yang berada dalam pikiran bersifat abstrak. Plato mengatakan bahwa seseorang filsuf adalah orang yang mencintai visi tentang kebenaran sebagai kebenaran itu sendiri, mengenai keindahan sebagai keindahan itu sendiri.
Selanjutnya, aliran ini berkembang menjadi aliran rasionalis yang dipelopori oleh Rene Descartes. Filsafat rasionalis didasarkan pada logika. Sesuatu yang berdasarkan rasio disebut analitik. Analitik itu berarti I=I , artinya teorema awal sampai teorema ke seribu tidak boleh bertentangan. Hal ini bersifat a priori atau mampu memikirkan walaupun belum terjadi. Kebenarannya bersifat konsisten.
2.   Sifat berubah berada di dalam pikiran sehingga melahirkan filsafat idealis. Tokoh dari filsafat Idealis adalah Aristoteles. Objek yang berada dalam pikiran bersifat konkret. Hal tersebut diperoleh melalui pengalaman.
Hal tersebut berkembang terus, lama-lama muncul empirisisme yang dipelopori oleh David Hume. Sesuatu yang berdasarkan pengalaman disebut sintetik atau disebut juga aposteori. Sintetik itu berlaku A tidak sama dengan A. Di dunia ini tidak ada yang sama persis dan tidak ada yang sama dengan dirinya sendiri. Jadi subjek memuat predikatnya. Hal ini bersifat aposteori, mampu memahami setelah terjadi kejadian. Kebenaran bersifat korespondensi.


Suatu ilmu memuat objek dan metode. Objek filsafat itu adalah yang ada dan yang mungkin ada. Metodenya adalah hermeneutika. Hermeneutika adalah suatu metode hidup atau terkadang disebut juga silahturahim. Hermeneutika adalah menerjemahkan dan diterjemahkan. Hal ini merupakan metode yang hakiki. Metode yang paling tinggi adalah spiritual. Bahasa yang digunakan adalah bahasa analog. Setiap ilmu harus ada struktur dan model. Model matematika dalam kuliah ini merupakan hermentika namun objek dan alatnya berbeda. Ilmu yang paling tinggi dan sederhana adalah kategori yaitu membedakan. Menurut Descartes, tiadalah ilmu tanpa rasio. Sedangkan menurut David Hume, tiadalah ilmu tanpa pengalaman. Immanuel Kant pada tahun 1671 menggabungkan kedua pandangan tersebut. Immanuel Kant berpendapat bahwa sebaik-baik ilmu pengetahuan bersifat sintetik a priori. Sintetik berasal dari pengalaman dan a priori dari logika atau rasio. Immanuel Kant yang mengatakan bahwa sebenar-benar ilmu adalah jika sintetik apriori, dimana ada pemikiran dan juga ada pengalaman.
Sebelumnya, pada abad ke 12-14, muncul era Geosentris dan Heliosentris. Dari Geosentris yang dipelopori oleh Ptolemy pada awalnya, kemudian baru muncul Copernicus dengan teori Heliosentris. Heliosentris adalah suatu pandangan dimana pusat tata surya adalah matahari dan bumi mengitari matahari. Sedankan Geosentris adalah suatu pandangan dimana pusat tata surya adalah bumi dan semua benda langit mengitari bumi.
Jika dilihat dari strukturnya, dalam filsafat, yang dinamakan tidak berstruktur itu merupakan struktur yang memang tidak berstruktur. Misalnya, terdapat sebuah titik. Titik tersebut adalah sebuah struktur. Garis pun juga merupakan suatu struktur. Yang mungkin ada berupa struktur yang diturunkan dari suatu model.


August Comte memperkenalkan teori positivisme yang dituangkan dalam  Cours de Philosophic Positive yang diterbitkan dalam enam jilid.  Auguste Comte merupakan mahasiswa politeknik Perancis yang kemudian drop out dan membuat positivisme. Menurut August Comte, membangun dunia itu didasarkan atas 3 hal utama, yang pertama filsafat, kedua spritual, dan yang terakhir metode ilmiah. Menurut August Comte menggangap spiritualisme tidak logis untuk untuk membangun dunia. Yang paling penting dalam membangun dunia adalah metode ilmiah. Comte meyakini bahwa masyarakat merupakan bagian dari alam, maka untuk memperoleh pengetahuan tentang masyarakat menuntut pengetahuan metode-metode penelitian empiris dari ilmu-ilmu alam lainnya. Comte melihat perkembangan ilmu tentang masyarakat yang bersifat alamiah sebagai puncak suatu proses kemajuan intlektual yang logis yang telah dilewati oleh ilmu-ilmu lainnya. Salah satu fenomena Comte adalah teknologi. Fenomena Comte ada yang makro dan ada yang mikro. Hal ini sesuai dengan Kurikulum 2013 yaitu metode saintific. Fenomena tersebut dinamakan dengan Fenomena Comte. Berbeda dengan pandangan comte, struktur di Indonesia yang paling dasar adalah material, formal, normatif, dan yang paling dijunjung tinggi adalah spiritual.
Saat ini, telah terjadi fenomena kontemporer. Urutan dimensi manusia dari yang terbawah adalah Archaic, Tribal, Traditional, Feudal, Modern, Post Modern, dan yang terakhir adalah Pos Pos Modern. Dunia kontempoter, struktur atau pilarnya adalah kapitalisme, materialism, hedonism, liberalisme, utilitarian, dan ICT (Technology). Indonesia sedang mengalami dioriented atau kebingungan budaya. trend masa kini yang tidak sejalan dengan struktur Indonesia. Zaman telah berkembang dan tidak sejalan dengan struktur  yang dijunjung tinggi Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar