Tulisan ini
merupakan refleksi dari perkuliahan filsafat ilmu dengan Prof. Marsigit pada
tanggal 9 Februari 2016. Perkuliahan yang dimulai pada pukul 09.20 WIB di
ruang 305A Gedung Pasca Lama. Pada pertemuan pertama, Pak Marsigit memberikan
sebuah timeline mengenai kajian
tela’ah filsafat dari zaman dahulu hingga zaman sekarang atau yang disebut post post modern. Telaah filsafat itu
mengalir. Dalam filsafat, kita tentunya tidak asing lagi dengan pernyataan yang
ada dan yang mungkin ada. Sesuatu yang ada dan yang mungkin ada bersifat
subjektif. Ada bagi diri seseorang belum tentu ada pada diri orang yang lain.
Ada bagi seseorang bisa menjadi yang mungkin ada pada orang yang lain. Ada bagi
seseorang juga bisa menjadi ada bagi orang lain. Misalkan: Tanggal lahir A
adalah sesuatu yang ada bagi A, tetapi menjadi sesuatu yang mungkin ada bagi B.
Jika A memberitahu tanggal lahirnya pada B, maka hal tersebut menjadi ada ada
bagi B. ada dan yang mungkin ada meliputi segala aspek. Sebenar-benarnya
orang yang belajar adalah mengadakan yang mungkin ada.
Filsafat itu
didasarkan pada pemikiran para filsuf. Filsafat mengenai yang ada dan yang
mungkin ada mempunyai dua sifat utama yaitu tetap dan berubah. Berikut adalah
penjabaran dua sifat tersebut beserta filsuf yang mempelori pemikiran filsafat.
1.
Sifat tetap berada di dalam pikiran sehingga melahirkan
filsafat realis. Tokoh dari filsafat Realis adalah Plato. Objek yang berada
dalam pikiran bersifat abstrak. Plato mengatakan bahwa seseorang filsuf adalah
orang yang mencintai visi tentang kebenaran sebagai kebenaran itu sendiri,
mengenai keindahan sebagai keindahan itu sendiri.
Selanjutnya, aliran ini berkembang menjadi aliran
rasionalis yang dipelopori oleh Rene Descartes. Filsafat rasionalis didasarkan
pada logika. Sesuatu yang berdasarkan rasio disebut analitik. Analitik itu
berarti I=I
, artinya teorema awal sampai teorema ke seribu tidak
boleh bertentangan. Hal ini bersifat a priori
atau mampu memikirkan walaupun belum terjadi. Kebenarannya bersifat konsisten.
2. Sifat
berubah berada di dalam pikiran sehingga melahirkan filsafat idealis. Tokoh
dari filsafat Idealis adalah Aristoteles. Objek yang berada dalam pikiran
bersifat konkret. Hal tersebut diperoleh melalui pengalaman.
Hal tersebut berkembang terus, lama-lama muncul
empirisisme yang dipelopori oleh David Hume. Sesuatu yang berdasarkan
pengalaman disebut sintetik atau disebut juga aposteori. Sintetik itu berlaku A tidak sama dengan A. Di dunia ini tidak ada yang sama persis dan tidak ada
yang sama dengan dirinya sendiri. Jadi subjek memuat predikatnya. Hal ini
bersifat aposteori, mampu memahami
setelah terjadi kejadian. Kebenaran bersifat korespondensi.
Suatu ilmu
memuat objek dan metode. Objek filsafat itu adalah yang ada dan yang mungkin
ada. Metodenya adalah hermeneutika. Hermeneutika adalah suatu metode hidup atau
terkadang disebut juga silahturahim. Hermeneutika adalah menerjemahkan dan
diterjemahkan. Hal ini merupakan metode yang hakiki. Metode yang paling tinggi
adalah spiritual. Bahasa yang digunakan adalah bahasa analog. Setiap ilmu harus
ada struktur dan model. Model matematika dalam kuliah ini merupakan hermentika
namun objek dan alatnya berbeda. Ilmu yang paling tinggi dan sederhana adalah
kategori yaitu membedakan. Menurut Descartes, tiadalah ilmu tanpa rasio.
Sedangkan menurut David Hume, tiadalah ilmu tanpa pengalaman. Immanuel Kant
pada tahun 1671 menggabungkan kedua pandangan tersebut. Immanuel Kant
berpendapat bahwa sebaik-baik ilmu pengetahuan bersifat sintetik a priori. Sintetik
berasal dari pengalaman dan a priori
dari logika atau rasio. Immanuel Kant yang mengatakan bahwa sebenar-benar ilmu
adalah jika sintetik apriori, dimana ada pemikiran dan juga ada pengalaman.
Sebelumnya,
pada abad ke 12-14, muncul era Geosentris dan Heliosentris. Dari Geosentris
yang dipelopori oleh Ptolemy pada awalnya, kemudian baru muncul Copernicus dengan
teori Heliosentris. Heliosentris adalah suatu pandangan dimana pusat tata surya
adalah matahari dan bumi mengitari matahari. Sedankan Geosentris adalah suatu
pandangan dimana pusat tata surya adalah bumi dan semua benda langit mengitari
bumi.
Jika dilihat
dari strukturnya, dalam filsafat, yang dinamakan tidak berstruktur itu
merupakan struktur yang memang tidak berstruktur. Misalnya, terdapat sebuah
titik. Titik tersebut adalah sebuah struktur. Garis pun juga merupakan suatu
struktur. Yang mungkin ada berupa struktur yang diturunkan dari suatu model.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar