Dian Permatasari
10313244018
Pend. Matematika Internasional
Dari elegi ritual ikhlas 15: Melawan hawa nafsu, diperoleh
bahwa manusia selama hidupnya haruslah selalu berusaha. Tidak hanya semata-mata
sekedar berusaha, namun juga diiringi dengan doa. Di dalam artikel disebutkan
bahwasanya metafisik spiritual transenden itu merupakan suatu keadaan
interaktif antara ikhtiar dan takdir, dunia akhirat, amal dan ilmu dalam
bingkai doa. Hawa nafsu merupakan penghalang yang paling besar yang menghalangi
jalan menuju Allah SWT. Hawa Nafsu merupakan keinginan-keinginan dari dalam
diri seseorang yang sangat banyak dan tidak terbatas. Keinginan-keinginan atau
hawa nafsu yang tidak terbatas tersebut dapat diringkas menjadi hawa nafsu
kebinatangan, hawa nafsu binatang buas, dan nafsu syaitoniah. Selain ketiga
hawa nafsu (buruk) itu, Allah SWT juga menganugerahkan kepada manusia Quwattun
Rabbaniyyah, yaitu hawa nafsu dari unsur-unsur malaikat dan unsur-unsur Tuhan.
Nafsu Quwattun Rabbaniyah berada di dalam hati ikhlas dan pikiran kritis setiap
manusia. Kita hendaknya selalu berusaha mengendalkan nafsu-nafsu buruk dengan
senantiasa ikhlas di hati dan kritis dalam berpikir. Kita hendaknya mampu
melawan hawa nafsu minimal yang berasal dari diri kita sendiri. Semoga kita
dapat mengendalikan nafsu kita agar dapat terhindar dari dosa sehingga Allah
memudahkan segala urusan dan kita selalu berada di jalan-Nya.